DEPOK – Hari Kesaktian Pancasila adalah salah satu peringatan hari besar nasional yang selalu diperingati setiap tanggal 1 Oktober oleh masyarakat Indonesia, tak terkecuali SMK Negeri 4 Depok. Pada hari Senin, 1 Oktober 2018, yang bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila, SMK Negeri 4 Depok, sepertia biasanya selalu menyelenggarakan Upacara penaikan bendera, yang pada kesempatan kali ini sekaligus memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Upacara tersebut dihadiri oleh Bapak Kepala Sekolah, para wakil kepala sekolah, dewan guru dan staff Tata Usaha, Taruna/I kelas XII, serta para POLTAR dan OSIS, dengan inspektur upacara Bapak Sutadi, S. Pd. Sebagaimana yang kita tahu, 53 tahun yang lalu, tercatat dalam memori bangsa ini sejarah yang kelam, yakni pengkhianatan oleh sejumlah “oknum” yang dilakukan dengan menculik serta membunuh beberapa jenderal dan satu perwira utama di Jakarta, atau yang biasa kita kenal dengan Gerakan 30 September, disingkat G30S/PKI.
Dalam amanatnya, Pak Sutadi menyampaikan bahwa gerakan tersebut merupakan sebuah pengkhianatan terbesar dan yang terkeji yang pernah dialami bangsa ini, dan beliau menghimbau agar para generasi muda jangan sampai terpengaruh atau bahkan mengikuti ajaran komunis yang menjadi paham para oknum yang menghabisi nyawa para jenderal tersebut. Menurutnya, ajaran komunis adalah ajaran yang tidak bertuhan, maka ideologi ini tidak hanya bertentangan dengan dasar negara kita Pancasila, tetapi juga bertentangan dengan mayoritas agama yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, diharapkan dengan memperingati Hari Kesaktian Pancasila ini, para generasi muda bangsa dapat setidaknya mempelajari sejarah dan mencegah agar di kemudian hari sejarah yang kelam tersebut tidak terulang kembali. Upacara ditutup dengan menyanyikan lagu wajib nasional “Garuda Pancasila” dan pembacaan do’a.
Berbakat dalam menulis? Punya tulisan yang menarik? Kirimkan tulisanmu ke Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya. agar dapat berbagi pikiran dengan pembaca lain. Tulisan bersifat inspiratif, fakta atau opini, bukan fiksi, orisinal, bukan hasil copy-paste, tidak menyinggung unsur SARA atau mengandung HOAX. All credit goes to the author.