SURABAYA - Sebanyak 52 siswa SMK Negeri 4 Depok mulai melaksanakan On the Job Training (OJT) di Fasharkan Pesud (Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan Pesawat Udara) milik Puspenerbal TNI-AL di lingkungan Bandar Udara Juanda, Surabaya, pada Rabu, 24 Oktober 2018. Mereka yang terdiri dari 43 taruna dan 9 taruni ini akan menjalani praktek kerja lapangan selama kurang lebih 8 minggu di bawah bimbingan langsung dari para instruktur Fasharkan Pesud Puspenerbal Juanda, yang dipimpin oleh Kapten Penerbang Firmansyah dan Pelda Edy.
Apel serah terima peserta OJT dari pihak sekolah dilangsungkan di pagi hari, di sekitar area hanggar, yang diwakili oleh Bapak Andi Suyoto selaku guru pembimbing. Ini adalah yang kedua kalinya SMK Negeri 4 Depok mengirim peserta didiknya untuk melakukan praktek (OJT) disana karena fasilitas serta kualitas instruktur yang dimiliki oleh Fasharkan Pesud terbilang memadai bagi siswa untuk mempraktekkan secara langsung ilmu teori yang telah didapatkan selama di sekolah.
Selain di Surabaya, di hari yang sama sekitar 10 siswa SMK Negeri 4 Depok juga dikirim ke Medan untuk melaksanakan OJT. Sebagian lainnya telah terlebih dahulu dikirim ke Bali Flight Academy, Perkasa Flight School Cilacap, Adi Sucipto Yogyakarta, Puspenerbad Semarang dan beberapa tempat di kota-kota lainnya.
![]() |
![]() |
|
![]() |
![]() |
|
![]() |
![]() |
|
![]() |
![]() |
Berbakat dalam menulis? Punya tulisan yang menarik? Kirimkan tulisanmu ke Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya. agar dapat berbagi pikiran dengan pembaca lain. Tulisan bersifat inspiratif, fakta atau opini, bukan fiksi, orisinal, bukan hasil copy-paste, tidak menyinggung unsur SARA atau mengandung HOAX. All credit goes to the author.
DEPOK – Upacara pengibaran bendera hari Senin, 22 Oktober 2018 tak terlihat seperti biasanya. Para taruna-taruni dari kelas X, XI, hingga kelas XII SMK Negeri 4 Depok tidak mengenakan pakaian dinas harian putih yang rutin dikenakan setiap hari Senin. Kali ini mereka mengenakan pakaian ala santri, begitu juga dengan kepala sekolah, dewan guru dan staff. Hal ini dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional yang jatuh pada tanggal 22 Oktober setiap tahunnya.
Pertanyaan berikutnya, kenapa tanggal 22 Oktober ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional? Mungkin sebagian ada yang bertanya-tanya seperti itu, atau mungkin bahkan baru mengetahuinya. Dalam amanatnya, sang inspektur upacara pada kesempatan kali ini menjelaskan bahwa Hari Santri Nasional ini pertama kali ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia di tahun 2015. Hari Santri merupakan sebuah hari untuk memperingati peran besar kaum kyai dan kaum santri dalam perjuangannya melawan penjajah yang bertepatan dengan resolusi jihad dari KH. Hasyim Asy’ari, salah satu pendiri Nahdathul Ulama, yang ketika itu bersama-sama dengan tokoh islam lainnya seperti K.H. Ahmmad Dahlan dari Muhammadiyah, A. Hassan dari Persis, Ahmad Soorhati dari Al-Irsyad dan Mas Abdul Rahman dari Matlaul Anwar serta beberapa perwira prajurit Pembela Tanah Air (PETA) yang berasal dari kalangan santri. Sehingga perjuangan para santri harus diperingatkan menjadi salah satu Hari Besar di Indonesia.
Sejarah berbicara, para santri bersama dengan pejuang lainnya mempunyai peran yang sangat penting dalam merebut kembali kedaulatan negara Republik Indonesia yang saat itu dijajah bangsa asing. Dengan tidak mengurangi rasa hormat terhadap para pejuang dari kaum nasionalis ataupun agama lain, para santri telah mewakafkan hidupnya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan mewujudkan cita-cita kemerdekaan tersebut.
Para santri dengan caranya masing-masing bergabung dengan seluruh elemen bangsa, melawan penjajah, menyusun kekuatan di daerah-daerah terpencil, mengatur strategi, dan mengajarkan kesadaran tentang arti kemerdekaan. “Semangat dari para santri inilah yang harus diteladani oleh para generasi muda, yang mana para santri tersebut selain mempelajari pendidikan serta agama, juga berjuang demi harga diri bangsa dan tanah air dengan berjuang bersama elemen-elemen bangsa lain meraih kemerdekaan dari tangan penjajah,” pungkas sang inspektur upacara menutup amanat hari itu.
Photo by : Jeson Khoirul Ananda (XII EPU 2)
Untuk galeri foto lengkap kegiatan ini, silahkan KLIK DISINI
Berbakat dalam menulis? Punya tulisan yang menarik? Kirimkan tulisanmu ke Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya. agar dapat berbagi pikiran dengan pembaca lain. Tulisan bersifat inspiratif, fakta atau opini, bukan fiksi, orisinal, bukan hasil copy-paste, tidak menyinggung unsur SARA atau mengandung HOAX. All credit goes to the author.